PAFI Sulteng Laksanakan Penyuluhan Bahaya DBD: Edukasi Langsung untuk Masyarakat
PAFI Sulteng. Palu, 24 Mei 2025 — Persatuan Ahli Farmasi Indonesia PAFI Provinsi Sulawesi Tengah terus menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat dengan menggelar kegiatan penyuluhan mengenai bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kontribusi nyata PAFI dalam upaya pencegahan penyakit menular, khususnya di musim penghujan yang berisiko meningkatkan penyebaran virus dengue.
PAFI Sulteng Laksanakan Penyuluhan Bahaya DBD
Penyuluhan yang diselenggarakan di Kelurahan Birobuli, Kota Palu, ini dihadiri oleh ratusan warga dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga lansia. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengenali gejala awal DBD agar bisa ditangani sejak dini.
Ketua PAFI Provinsi Sulawesi Tengah, Apt. Sri Widari, S.Farm., M.Farm., menyampaikan bahwa edukasi langsung kepada masyarakat merupakan langkah efektif dalam memutus rantai penularan penyakit.
“DBD bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tapi juga masyarakat. Dengan pengetahuan yang benar, kita bisa mencegah lebih banyak korban,” ujarnya dalam sambutan pembukaan acara.
Penyuluhan ini mencakup beberapa poin penting, antara lain:
-
Mengenali gejala DBD seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, ruam, dan pendarahan ringan.
-
Pentingnya 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mengubur barang bekas yang bisa menampung air) untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
-
Perbedaan DBD dengan penyakit demam biasa, serta waktu yang tepat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
-
Peran tenaga farmasi dalam membantu pemantauan penggunaan obat-obatan selama masa perawatan pasien DBD.
Selain pemaparan materi oleh apoteker dan tenaga farmasi profesional, kegiatan ini juga diselingi sesi interaktif tanya jawab dan simulasi sederhana tentang mengenali tempat potensial berkembangbiaknya jentik nyamuk di sekitar rumah.
Salah satu warga, Bapak Ramli (52 tahun), menyampaikan apresiasi atas penyuluhan ini. “Selama ini saya pikir DBD cuma dari genangan air. Sekarang saya tahu ternyata air bersih yang tergenang juga bisa jadi tempat nyamuk bertelur,” katanya.
PAFI Sulteng juga membagikan leaflet informasi, larvasida (abate), dan paket kesehatan sederhana kepada para peserta sebagai bagian dari kampanye preventif. Kegiatan ini didukung pula oleh Dinas Kesehatan Kota Palu dan kader-kader posyandu setempat.
Apt. Siska Marlina, S.Farm., selaku koordinator acara menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus digelar di wilayah lain, terutama daerah dengan kasus DBD tinggi. Menurutnya, keterlibatan langsung farmasis dalam edukasi masyarakat bisa memperkuat sistem kesehatan di tingkat akar rumput.
“Farmasis tidak hanya bekerja di balik meja apotek, tapi juga harus terjun ke masyarakat, memberikan pemahaman dan pendampingan yang tepat,” tegasnya.
Dengan adanya penyuluhan ini, PAFI Sulawesi Tengah berharap angka kasus DBD dapat ditekan secara signifikan. PAFI juga mengajak seluruh warga untuk bersama-sama menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat demi masa depan yang lebih baik.
Post Comment